Bitcoin turun kembali melemah pada hari Jumat. Mata uang kripto paling populer di dunia itu turun di bawah $95.000. Penurunan ini memperpanjang tren negatif selama empat hari berturut-turut.
Turunnya harga Bitcoin terjadi bersamaan dengan aksi jual besar di saham-saham teknologi. Banyak investor melepas saham yang berhubungan dengan kecerdasan buatan (AI) karena khawatir dengan pengeluaran besar perusahaan teknologi untuk proyek AI.
Bitcoin turun ke Level Terendah dalam Enam Bulan
Pagi tadi, Bitcoin sempat jatuh ke $94.491,22, titik terendah sejak awal Mei. Sepanjang minggu ini, nilainya sudah turun hampir 9%. Padahal, pada hari Selasa, Bitcoin sempat naik ke $107.000 sebelum akhirnya berbalik arah. Menjelang siang, harga sedikit pulih dan bertahan di sekitar $97.163,99, atau sekitar 1% lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya.
Banyak investor kini memilih menjual aset berisiko dan memindahkan dana mereka ke aset yang lebih aman. Menurut Yat Siu, salah satu pendiri Animoca Brands, penurunan ini terjadi karena “uang dalam sistem berkurang.” Ia menjelaskan bahwa investor menjual sebagian aset mereka untuk memenuhi kebutuhan dana atau menghindari risiko di tengah pasar yang tidak pasti.
Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat juga ikut melemah. Indeks Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, turun sekitar 0,6% pada hari Jumat. Saham-saham besar seperti Meta, Alphabet, Intel, Nvidia, dan Tesla juga terkoreksi antara 1% hingga 2%.
Saham Kripto Ikut Tertekan Dampak Bitcoin Turun
Saham yang terkait dengan dunia kripto pun ikut turun. Perusahaan perangkat lunak dan pemegang Bitcoin besar, MicroStrategy, anjlok sekitar 6%. Platform perdagangan seperti Gemini Space Station dan Bullish melemah sekitar 2%, sedangkan Coinbase turun tipis 1%. Perusahaan penambangan kripto Bitmine Immersion Technologies juga turun sekitar 3%.
Investor Institusional Bisa Jadi Penopang
Meski pasar sedang lesu, Yat Siu tetap optimis. Ia menilai bahwa pasar kripto kali ini berbeda dari sebelumnya. Alasannya, kini banyak investor institusional yang sudah masuk ke pasar aset digital.
Investor besar ini biasanya berpikir jangka panjang dan tidak mudah panik seperti investor ritel. Menurut Siu, hal ini bisa membuat pasar kripto lebih kuat di masa depan.
Ia juga menambahkan bahwa meski ada yang memperkirakan Bitcoin bisa turun ke $60.000, hal itu belum tentu terjadi. “Institusi tidak mengikuti pola lama,” ujarnya. “Mereka justru melihat penurunan harga sebagai peluang untuk membeli.”
Prospek ke Depan
Ke depan, harga Bitcoin kemungkinan masih akan bergerak naik turun dengan cepat. Namun, jika tekanan dari saham teknologi mulai mereda dan minat institusi tetap tinggi, bukan tidak mungkin Bitcoin akan kembali menembus $100.000 dalam waktu dekat. | HovioneTechnology